Senin, 10 Desember 2007

VOLTAIRE PERNAH BACA AL QUR’AN?

Jean Marie Voltaire adalah salah satu filsuf Perancis abad-17 yg terkenal, di samping Montesquieu dan Jean Jacques Rousseau. Di Perancis sendiri, Voltaire adalah musuh besar gereja, karena ia begitu keras menentang kekuasaan gereja. Sehingga beberapa kalangan gereja mengecapnya atheis. Namun—seperti yang ditulis Muhammad Asad (mantan Yahudi Austria) dalam bukunya “Islam at the Crossroads”—Voltaire juga adalah pembenci Islam secara fanatik.

Salah satu karya Voltaire adalah Candide dan Takdir (telah diterjemahkan). Untuk yang judul “Takdir” ini, tokoh utamanya adalah seorang raja majusi yang sangat adil, bahkan dikatakan lebih adil dari ajaran majusi itu sendiri. Suatu saat dia terkena fitnah hingga ada pemberontakan yang membuatnya lari dari kerajaan menyelamatkan diri. (dia juga setengah putus asa dan berpikir kenapa semua kebaikan dan keadilan yang telah ia berikan pada rakyatnya malah dibalas seperti ini).

Di tengah perjalanannya, raja majusi ini bertemu seorang kakek tua dan akhirnya kakek ini mengajak si raja jalan bareng. Apa yang terjadi selanjutnya? Si kakek ini melubangi kapal nelayan yg mereka naiki, membunuh anak kecil laki-laki, dan merubuhkan tembok (persis dengan kisah Nabi Musa yang jalan sama Nabi Khidir di Al Qur’an surat Al-Kahfi).

Ketika ditanya oleh si raja majusi, kakek itu akhirnya menjelaskan mengapa dia melakukan hal-hal aneh tadi. Jawabannya persis dengan jawaban Nabi Khidir kepada Nabi Musa : dia melubangi kapal karena ada raja di sana yang suka merampas kapal, membunuh anak kecil karena kelak kalau sudah besar ia akan mendzalimi ortunya (bedanya kalau di Qur’an anak itu kelak akan kafir dan menjerumuskan ortunya pada kekafiran), dan merobohkan tembok karena di dalamnya ada harta untuk anak yatim (di versi Qur’an membangun tembok).

Selanjutnya, kakek itu menasihati si raja Majusi untuk kembali ke negerinya dan supaya jangan takut, karena kebenaran pasti menang. Akhirnya, raja itu sadar dan pulang ke negerinya. Ternyata, ia dapat memecahkan masalah fitnah itu dan menang.

Untuk lebih lengkapnya, ayat Al Qur’an tersebut yaitu QS Al Kahfi : 65 – 82. Maka pertanyaan kita adalah, dapet ide dari mana Voltaire bisa menulis bagian bab novel itu dan bagaimana ceritanya bisa kembaran (bukan mirip lagi) dengan ayat Al Qur’an tersebut (yang diturunkan sekitar tahun 600 Masehi; sedangkan Voltaire hidup di tahun 1700-an). Jawabnya, Wallahu a’lam bis shawab.

Tidak ada komentar: